[
Mood: Cool
]
[
Currently: Reading
]
Berbicara tentang cinta tak akan habis dikupas. Ia ibarat kulit bawang., berlapis-lapis dan penuh misteri. Artinya, ketika engkau mengupas satu kulit maka engkau akan menemukan kulit lain yang tak kalah indahnya. Maka engkau jangan heran kalau beribu-ribu puisi,novel, atau cerpen yang ditulis untuk mengungkapkan rasa cinta. Tapi, semuanya seakan belum bisa mencakup segala pengertian cinta.
Cinta bukan hanya milik manusia tapi juga milik Allah SWT dengan hamba-Nya. Cinta inilah yang sering luput dari diri manusia. Coba lah kita renungkan ayat berikut ini, agar kita tahu apakah benar-benar mencintai Tuhanmu, atau hanya pengakuan sebatas ucapan saja. Allah SWT berfirman:
Katakanlah: "jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik(At-taubah:24).
Lihatlah kedelapan hal yang paling manusia cintai dalam potongan ayat di atas. Apalah engkau juga serupa itu? Ayat tersebut adalah tolak ukur bagi manusia. Apabila kedelapan hal tersebut ternyata lebih engkau cintai daripada Allah SWT, bisa jadi engkau pun akan termasuk golongan orang-orang fasik.
Allah SWT memang membolehkanmu mencintai semua itu. Bahkan dia memerintahkan hambanya untuk berbakti kepada orang tua, menyayangi pasangan, memperolah kekayaan secara halal, dan mencapai kesuksesan hidup. Namun, sekali lagi berhati-hatilah. Jagalah agar kecintaan itu tidak lebih besar dibanding cintamu kepadaNya. Dahulukan rasa cinta kepada Allah SWT dibanding mencintai yan lainnya.
Sekarang, cobalah kita renungkan ayat berikut ini. Semoga bisa membuat kita lebih besar akan hakikat cinta kepadaNya. Allah SWT berfirman:
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah sekutu-sekutu selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)(Al-Baqarah:165).
Memang ada sebagian dari manusia yang sangat mencintai makhluk lain sama dengan kecintaannya kepada Allah SWT. Dia menyebut mereka dengan ”sekutu-sekutu bagiNya”. Jadi, apabila mencintai sesuatu atau seseorang sama dengan kecintaan kepada Allah SWT, subhanallah, sama saja dengan menyekutukannNya.
Tentulah ini suatu perkara yang tidak mudah. Manusia dituntut untuk meletakkan Allah SWT dalam urutan pertama dihatimu. Karena jika mencintai seseorang dan menyandinkannya dengan cintamu kepada Allah SWT, berarti sama saja telah menciptakan sekutu bagiNya. Meski bukan sekutu dalam bentuk penghambaan (sekutu untuk disembah). Tapi sekutu dalam cinta tetap saja terlaragnya.
Maka, jika engkau menganggap harta lebih berharga dalam hidupmu, dan bahkan engkau memakan harta yang haram, Na’udzubillah min dzalik, berarti cintamu kepadanya adalah palsu. Suatu kebohongan besar! Begitu juga bila cinta kepada pasangan hidupmu lebih besar daripada cintamu kepada Allah SWT. Atau, jika engkau masih lebih mementingkan urusan pasangan hidup daripada urusanmu denganNya. Maka, jangan engkau mengakui mencintai kepada Allah SWT. Apabila itu terjadi pada dirimu, maka tidak ada gunanya ibadah yang engkau lakukan selama ini, apapun itu.